Dinding

7:40 AM Unknown 0 Comments




Mega menggeser jarumjarum waktu.
Kalbuku terpaku, pada detik yang enggan menggulung jarak dan menarik ulur kisahku kisahmu.

Ah, aku malu pada dinding.

-ariisme-
Serang, 25/11/15











0 comments:

. . . . .

10:33 AM Unknown 0 Comments




Aku meyakini setiap deretan kata yang menjadikanya sebuah kisah adalah gemerincing hati yang hanya teraba oleh rasa. Ibarat angin yang mampu mengumpulkan awan hingga tercipta air langit.

-ariisme-
Serang, 16/11/15

0 comments:

PERIHAL PETANG YANG MEMAKSA DATANG

10:23 AM Unknown 0 Comments


Seandainya Ia bisa tetap tinggal, selaksaku mungkin tak akan terasa begitu kerontang.
Riuh yang tetiba hilang, mungkin tak akan begitu terasa senggang.
Tuan, kutinggalkan jejakjejak yang tak akan lekang.
Sekiranya engkau dapat menyimpannya agar tak usang.

-ariisme-
Serang, 18/11/15

0 comments:

OBROLAN AKU DAN FARABI BEE

10:17 AM Unknown 0 Comments




Barusan ada tangis yang diikuti oleh langit.
Langit begitu sembab hingga hujan turun deras meluap.

Tangis bersahabat dengan hujan, keduanya berpelukan, saling berbagi hangat. Ketika tangis reda, hujanpun kembali bersembunyi di balik awan.
Hujan berkata, "ketika tangis kembali mendera, dan aku tak jua ada, sesungguhnya awan menyeka air matamu agar dapat kembali kuturunkan hujan".

-aku dan bee-
Serang - Balikpapan, 17/11/15 10.30 PM


0 comments: