Kabut

10:38 PM Unknown 0 Comments


Wahai kabut yang kurenangi setiap waktu
Betapa banyak memori yang kau sesatkan dalam nalarku
Mengaburkan logika pada fatamorgana
Tahukah engkau, bukan hanya si empunya jiwa yang terambigukan
Pun ragaraga cintaku.
Kau ibarat sutra dalam kekusutan kronis.
Mendamba tapal baja nan panas menghempas dadas pada tiap centi helaimu.
Aku tahu, kau merindu hujan menyapu.
Menghantarmu berpulang pada Sang Penciptamu

Wahai kabut yang kuselami setiap waktu.

-ariisme-
Serang, 28/12/16

0 comments:

Ribuan Aku Dalam Rinai Hujan

12:09 AM Unknown 0 Comments

Teruntuk Ari Damayanti

Ribuan Aku dalam Rinai Hujan

Aku masih enggan berurusan dengan keluh kesah.
Walau nyatanya mencarimu bukan perkara susah.
Kala hujan, di balik jendela aku sibuk merangkum gelisah.

Semoga saja kau tahu mana yang lebih resah,
Aku yang hanya selembar daun tua, berlindung di balik pokok-pokok pohon renta dan menganyam rindu atau sekumpulan cerita kita yang meremaja dalam sajak-sajakmu?

Kemudian, hujan itu sudah reda. Rinduku masih menggenang.

Balikpapan, 21/12/16

Note :
Sajak ini dibuat oleh sahabatku Farabi Bee

0 comments:

NONA

9:29 PM Unknown 0 Comments

Nona, aku rindu pada puisi cintamu.
Cintamu kepada cangkir kopi
Dan kemesraanmu mengecupnya.

Nona, aku rindu pada puisi cintamu.
Cintamu kepada hujan
Dan beriburibu rindu yang kau titipkan padanya.

Nona, aku rindu pada puisi cintamu.
Cintamu kepada senja.
Dan kegelisahan yang gantungkan kepada awan.

Nona, aku rindu puisi cintamu.
Cintamu kepada kata.
Dan berjutajuta makna yang kau suratkan dalam sajak.

Nona, aku rindu puisi cintamu.

-ariisme-
Serang, 16/2/16

Note : for my beloved friend Farabi Bee

0 comments:

KEPOMPONG

7:34 PM Unknown 0 Comments


Aku adaĺah kepompong. Aku bukanlah sesiapa, atau apa. Aku bukan sejenis buah atau sayuran, atau binatang. Aku sendiri tidak tahu harus menyebut diriku apa, sebuah atau seekor tidak dapat mewakili. Keberadaanku di sini, pun tidak diinginkan oleh sebagian besar manusia. Aku hanya pelengkap sebuah tatanan kehidupan yang telah bergulir sekian miliar tahun lamanya.

Entahlah, aku akan berubah menjadi sesiapa atau apa. Seekor kupu-kupu cantik nan gemulai ataukah akan tetap menjadi kepompong yang terus bermimpi dan berharap bermetmorfosa. Di dalam kepompong, aku menyaksikan segalanya, perubahan zaman, perubahan peradaban bahkan perubahan wujud dan watak manusia. Ya, hanya manusia yang berubah-ubah, baik perangai maupun wujudnya. Mereka mewujud sesuai dengan zaman, namun tidak secara adab.

Dan aku tak sanggup mengurai kisah manusia, terlalu menguras air mata.

Aku hanya kepompong, yang menjadi pelengkap lelakon hidup manusia. Tidak pernah sedikitpun terbersit aku mewujud bak mereka, dan tak pula berharap menjadi kupu-kupu.

Aku hanya ingin menjadi kepompong, aku tak ingin menjadi sesiapa atau apa.

-ariisme-
Serang, 16/2/16

0 comments:

CEMBURU

10:30 PM Unknown 0 Comments



Ia menabur bibit dengki ke dalam jutaan hektar kalbunya sendiri
Kemudian dipupukinya dengan selidik dan iri
Dan perlahan, cemburu menguliti kewarasannya

-ariisme-
Serang, 15/2/16

0 comments:

Kucari Kau Kucari

9:32 PM Unknown 0 Comments


Gema, bukan!
Itu jeritan perih
Bisikan, bukan!
Itu suara lirih
O,,,,,,suara,,,,,o,,,,suara
Aku melompat, berjingkat dan mengumpat
O,,,,,,telinga,,,,o,,,,telinga
Kututup rapat Ia semakin lekat
Kuraba dadaku yang berdenyutan
dag dug dag dug
Aku masih sadar dengan mata membelalak lebar
Aku mencari aku mencari
Siapa disana? Tanya nalar
Bukan sesiapa, jawab akal
Apa disana?
Tak ada apa apa, jawab netra
O,,,suara,,,,o,,,,suara
Kucari kau kucari

-ariisme-
Earth, 11/2/16

0 comments: