Bagaima kalau

7:49 PM Unknown 0 Comments

0 comments:

Merry Christmas 2016

2:55 PM Unknown 0 Comments


There is nothing more magical than decorated trees, lights, presents, family and friends to brighten up your life. Merry Christmas!



0 comments:

QOTD

1:46 PM Unknown 0 Comments




0 comments:

Kata Deru

1:02 PM Unknown 0 Comments





0 comments:

Moor dan Alcazar

6:15 PM Unknown 0 Comments


0 comments:

Sandera

12:09 AM Unknown 0 Comments






Awalnya saya tidak berniat mengikuti gejolak politik atau krisis kewarasan yang terjadi pada bangsa ini, saya anggap hal seperti itu membuat saya overload dan pastinya menjadi trigger. Tapi apa daya, saya yang over sensitive dan over care sulit untuk apatis. Apalagi membaca beritaberita dempulan dan bahkan gambargambar rombakan sotosop yang dibumbui deretan kalimat mercon berbau kentut. Ya memang, salah saya sendiri terlalu perduli, seharusnya bisa menahan pikiran dan keinginan untuk ikutikutan somplak, kembali lagi saya bilang apa daya.

Setiap hari saya membaca postingan menyesatkan dan membodohkan, baik di medsos maupun di private group  yang seharusnya hanya membahas masalah pekerjaan, yang kemudian mengusik sisa nalar saya yang masih waras untuk mencari sumber berita dan menemukan berita fersi aslinya. -kalo saya waras ga akan saya lakukan, sayang kuota dan biaya, tetapi ini harus saya lakukan, demi sisa kewarasan saya sendiri-.

Benar saja, saya menjadi semakin merasa kasihan terhadap mereka yang menelan bulatbulat semua kabar sampah itu, ironisnya mereka menjadi serupa sampah, perkataan, tingkah laku dan juga pemikirannya. Setiap hari yang dilakukan hanya menebarkan kebencian dan sara, tanpa mencari tahu apakah yang disebarkannya adalah kebenaran. Disini saya ditabok sama si bisik, “lo pikir dong ri, mana ada hatred berisi kebenaran, kebanyakan maunyah lo ah”. Bener juga sih si bisik ngomongnya, saya terlalu pilon.

Saya tidak habis pikir, apa yang mereka ingin sampaikan kepada sesama? Kebodohannya, kecakapannya menyebar kebencian? Alter egonya? Ataukah memang itu sebenarnya nilai sejati dirinya?. Sebetulnya saya gak biasa membodohbodohkan orang lain, karena diri saya sendiri juga tidak pandai. Tapi dalam hal ini saya memberanikan diri.  Lucunya, ketika apa yang disebarkan dikoreksi dengan santun, mereka membalas dengan cibiran dan gerutuan panjang kali lebar kali tinggi, dengan mengumbar sejuta teori yang konon didapatnya ketika makan bangku perguruan tinggi ternama di luar negeri, yang menurutnya menjadikannya seorang yang memahami segala macam hal duniawi hingga surgawi, yang kemudian membalikan seribu serangan pertanyaan yang sebetulnya tidak perlu jawaban, dan ketika diberi jawaban -karena mereka memaksa saya menjawab-  mereka mengakhirinya dengan tetap mempertahankan kebenarannya sendiri. 

Dan sebagai hasil akhir dari ini, mereka mengklaim bahwa kebencian dan keberpihakan atas suatu golongan yang mendiskreditkan golongan lain adalah benar, dan saya, si pengkoreksi adalah musuh yang mereka perangi.

Ya mau bagaimana lagi, saya cuma bisa gigit bibir menahan getir. Karena si kentir adalah pucuk pimpinan yang katanya ga bisa disetir. 
Kecuali sama kabar bohong. 


0 comments:

QOTD

10:39 PM Unknown 0 Comments



0 comments:

LUCK

11:44 PM Unknown 0 Comments

0 comments:

Perjamuan

11:52 AM Unknown 0 Comments









niatanku menggulung kisah. terpelanting tungganglanggang
menghitankan imajinasi bukan hal seujung kuku. selalu saja batal dan gagal
lantas merekapun datang kepadaku. serupa marah yang cantik
menawarkan perjamuan dengan para kelebatan dengus

“kami adalah sepasang kawan, yang acapkali menjadi dua pasang, tiga pasang, empat pasang bahkan banyak pasang, kami tak mungkin bisa kau tolak. kami kadung datang menanam pancang dan membiaskan karsa dan nalar”

lantas akupun mundur terhuyung.  minggat dari mimbar kesepakatan
dipikirnya aku ini induk semang!
dan kembali aku bersungut sendiri
meracau sendiri
kesal sendiri
marah sendiri
sendiri!


nirwana, 2/12/16

0 comments: