Kabut

10:38 PM Unknown 0 Comments


Wahai kabut yang kurenangi setiap waktu
Betapa banyak memori yang kau sesatkan dalam nalarku
Mengaburkan logika pada fatamorgana
Tahukah engkau, bukan hanya si empunya jiwa yang terambigukan
Pun ragaraga cintaku.
Kau ibarat sutra dalam kekusutan kronis.
Mendamba tapal baja nan panas menghempas dadas pada tiap centi helaimu.
Aku tahu, kau merindu hujan menyapu.
Menghantarmu berpulang pada Sang Penciptamu

Wahai kabut yang kuselami setiap waktu.

-ariisme-
Serang, 28/12/16

0 comments: