KEPALAKU KOTAK-KOTAK
Kepalaku kotak-kotak.
Aku kebingungan mengendalikannya.
Mengapa
kotak-kotak?
Bagaimana bisa menjadi
kotak-kotak?
Akupun tidak tahu
jawabannya. Seandanya aku bisa bertanya kepada Einstein, mengapa kepala bisa kotak-kotak?
Aku berpikir duniapun
kotak, karena tepian hidup aku tuh tajam-tajam.
Mengapa bisa tajam-tajam?
Karena kotak-kotak.
Kata dokter, isi kepala
itu rumit. Cara kerjanya tidak bisa diprediksi. Banyak sekali ramuan-ramuan
dari luar kepala yang mempengaruhi seseorang menggunakan isi kepalanya.
Contohnya aku, aku
terkadang bisa menjadi seseorang yang sangat logis, meskipun logisku hanya aku
yang mengerti. Sebaliknya, akupun sering juga menjadi seseorang yang sangat
tidak logis. Lagi-lagi, tidak logisku hanya aku yang mengerti.
Lalu bagaimana aku
berkomunikasi dengan orang lain, agar mereka mengerti?
Entahlah, mungkin dengan bahasa
kalbu –ahahhaha-
Lalu apakah bahasa kalbu kotak-kotak
seperti isi kepalaku?
Aku tidak tahu.
Apakah Einstein tahu?
Aku tidak tahu.
Lalu siapa yang tahu?
Aku tidak tahu.
-ariisme-
Serang, 15/10/14
0 comments:
Post a Comment