OH MAY GAD

3:27 PM Unknown 0 Comments

Aku tuh ga tahan deh sama suara keras dan mengagetkan. Seperti suara ledakan petasan, suara lampu yang meletup karena konslet, suara balon meletus, apalagi suara tembakan. Aku nyerah, karena setiap kali aku kaget, aku pasti akan refleks menyebut-nyebut nama kelamin pria. Bahkan akupun menobatkan tukang balon keliling itu sebagai musuhku.

Dan anehnya, setiap kali ada balon mendekat, kupingku langsung aja nguing nguing seperti sirine ambulance. Aaahhh segera menghindar deh.

Suatu hari, si hitam yang biasa aku ajak jalan-jalan mogok. Meski udah aku coba untuk restart, eh ga nyala-nyala juga. Ok! aku putuskan untuk naik angkutan umum. Seperempat jam aku berdiri, tapi angkutan umum belum juga lewat. Ahirnya I hailed my hand saat seorang tukang ojek motor melintas. Naiklah aku,,, brrmmm ojek motor mengangkut aku ketujuan. Ah,,, nyamannya dibonceng motor setelah sekian menit berdiri.






Aku menikmati hembusan angin yang menerpa wajahku yang tanpa helm sembari berlaga ala-ala model berpose didepan kipas angin yang mengibaskan rambutnya yang indah dan panjang yang memberikan efek sexy, hot kinky dan lain lain itulah pokonya.

Ojek motorku melaju tidak terlalu cepat dan tidak terlalu pelan, kira-kira hanya di kecepatan 40km/jam. Saat mendekati lampu merah pertama, si abang ojek motor pun mulai mengurangi kecepatan laju motornya. semakin lambat, semakin lambat, lambat dan "dooorrrrrclep!!!!!,",,,,,aku sontak terkaget-kaget sembari refleks memanggil-manggil kelamin pria.

Dengan wajah merona dan malu, aku membetulkan posisi dudukku yang sebetulnya ga kenapa-kenapa juga. Sudah pasti, suara letupan membuyarkan hayalanku. Aku celingukan mencari sumber suara "apaan tuh ya?" Ujarku dalam hati namun tidak kutemukan satu pun hal-hal aneh yang bisa aku jadikan terdakwa sumber bunyi tersebut.

Lampu hijau pun ahirnya melotot, ojek motorku melaju dengan santai membawaku ketujuan. Lagi-lagi aku lena menikmati angin membelai-belai wajahku. Kali ini ojek motorku melaju dijalanan yang berbukit dan berkelok,,, ah serasa di puncak. Aku merasakan motor melaju lebih pelan, tidak seperti awal aku naik tadi.

"Ah, mungkin karena aga naik, jadi pelan-pelan," ujarku dalam hati.

"Dooorrrcleepppp!!!! suara letupan itu kembali mengagetkan aku, sontak kupanggil-panggil kembali kelamin pria yang selalu refleks aku panggil setiap kali aku kaget. Waaahhhh ternyata setiap kali si abang menginjak rem, motornya pasti meletup.

Kakiku langsung menegang, tanganku langsung dingin dan berkeringat, kuremas erat behel motor dibelakang sebisaku, keringat dingin bercucuran dan gigiku langsung bergemeritik.

Dalam hati aku menghitung tanjakan dan turununan serta lampu merah yang akan aku lewati di atas motor yang selalu meletup ketika ngerem. Oh may gad,,,, masih ada 4 tanjakan dan 6 lampu merah.

-ariisme-
Serang, 27 September 2014

0 comments: