AWAN MERAH JAMBU

12:54 PM Unknown 0 Comments


Monster-monster di dalam benakku sepertinya melunak, jinak dan bersahabat. Bagaimana tidak, aku seringkali dibiarkan bahagia menyesapi mentari yang baru saja lahir, hingga mentari menua dan mengganti awan merah jambu yang menggantung hilang berganti hitam.  Bukan tanpa syarat, mereka tetap saja mengikatku pada sebuah tiang pancang, dengan rantai menjuntai yang bisa mereka tarik ulur sesukanya. Sesekali mereka pasti saling berbisik sembari memperhatikan gerak-gerikku, ada yang tertawa terbahak, ada yang mencibir, ada yang memandangku iba, ada pula yang menatapku penuh amarah.

Tak kuhiraukan mereka, aku menikmati semilir angin yang membuat tiap helai rambutku menjauh dari wajahku, harum lavender, udara hangat, yang mengingatkan aku pada suatu ketika, dimana aku menjadi sangat bebas dalam arti sesungguhnya. Menjalani hidup atas keinginan dan perintah dari diriku sendiri, menangis karena patah hati, bahagia karena cinta, tertawa bersama sahabat, bahkan terluka karena dikhianati.

Tidak ada monster-monster, hanya aku.

Aku berlari melawan angin, berputar, berguling, berjingkat dan menari, kurengkuh harum lavender, kupeluk hangatnya udara, kunikmati hariku, hingga nanti sang monster-monster itu menarik rantai pemancangku, namun sebelum mereka melakukannya, aku bebas, aku adalah aku, aku adalah milikku.

-ariisme-
Serang, 18/3/15

0 comments: